The End of a Miracle
“Saat Ran mengerti apa itu cinta, dan mungkin Ran
sudah menemukan siapa cinta Ran sesungguhnya, nggak pernah Ran berfikir, kalo
Ran harus bisa melepas semuanya dengan tangan terbuka. Makasih semua, udah
ngajarin Ran tentang indahnya cinta. Ran janji, suatu saat nanti, Ran akan
kembali ke tengah tengah kalian. Tidak Ken, tidak Gara, dan tidak Yoga.
Ran pergi, tanpa menggandeng cinta dari seorang lelaki. Tapi kini Ran mengerti.
A Miracle of Hana, adalah cinta yang Ran rasakan pada Yoga, yang sampai saat
ini belum bisa terungkap. Namun Ran janji, suatu saat nanti, Ran akan menjemput
keajaiban itu tanpa Yoga tahu, agar Yoga bisa mengerti, bahwa Ran juga sangat
mencintai Yoga. Ran pasti kembali” –Ran.
Sederet kalimat itu,
menjadi deretan kalimat yang mengakhiri cerita cinta antara Ran dan mantan
sahabatnya, Yoga. kepergian Ran yang sampai saat ini belum jelas kemana
langkahnya memang sanga membuat banyak orang bertanya-tanya, dimana sebenarnya
keberadaan Ran? Dan bagaimana pula kabarnya? Ya benar. Ran memang menghilang. Dan
aku memang sengaja membuat Ran menghilang dari semua pandangan dan ilusi semua
pembaca. Looh, kenapa?
Cinta pertama dan nyaris
menjadi cinta terakhir untuk selamanya. Itu alasan yang membuat aku sudah tidak
bisa lagi menulis dan melanjutkan novel yang memang benar adanya dari
pengalamnku di masa lalu. Sosok Yoga memang persis seperti apa yang aku
gambarkan dalam novel. Ya karena aku tidak sanggup mengulang semua kenangan
itu.
12 Februari, entah pada
tahun berapa. Mungkin seingatku, tahun 2008, aku memang memulai kehidupan
bersama dia. Dan ya tidak dapat dipungkiri, hari-hariku indah, jauh lebih indah
dari namaku. Tanpa satu perselisihan yang mendalam, dan tiada hari tanpa
kata-kata juga tingkah romantisnya untukku. Ah.. hidup.. Okay forget it. Aku
tidak sedang ingin membicarakan masa laluku.
To the point, sebenarnya
apa sih itu cinta pertama, dan apa sih itu cinta terakhir untuk selamanya? Jawabannya
sederhana. Cinta manusia kepada Tuhannya, adalah satu-satunya cinta pertama,
terkhir, dan yang paling abadi. Seharusnya sih begitu. tapi kalau dari kacamata
“ababil” alias ABG labil, cinta sejati adalah “kamu”. Ih siapa yang ditunjuk
ya? Haha..
Cinta pertama adalah
cinta kita pada seseorang yang pertama kali kita rasakan dan berikan. Cinta
pertama belum tentu orang yang menjadi teman atau kekasih kita yang pertama
kali loh. Cinta pertama itu mmm.. jauh lebih berkesan ya menurutku. Karena
kenapa? Cinta pertama itu belum tentu ada untuk kedua kalinya. Kalau ada untuk
kedua kalinya, itu namanya bukan cinta pertama, tetapi cinta kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya.
Tapi cinta pertama juga
belum tentu akan menjadi cinta terakhir dan untuk selamanya loh. Karena cinta
terakhir biasanya perlu pertimbangan dari berbagai sisi, karena itu yang akan
membawa kita ke jalan yang lebih baik kedepannya. Itupun kalau kita tidak salah
pilih. Kalau salah pilih, yang kita anggap adalah jodoh dari Tuhan nantinya
malah akan menjadi benalu untuk kehidupan kita. Dan kalau sudah terjadi,
hati-hati saja, Allah sangat memurkai orang-orang yang mengakhiri hubungan
dengan cara perceraian.
Sekarang, aku mau
menanggapi pertanyaan yang hilir mudik menghampiri telingaku. Tapi kenapa bisa
kamu berakhir dengan dia? Wah pertanyaan itu sudah ribuan kali aku dengar. Dan
jawabannya hanya satu. Aku sudah tidak memiliki kecocokan dengan dia. Ada yang Tanya
lagi, kenapa bisa? Ya semua bisa saja terjadi kalau semua sudah tidak bisa
diselesaikan dengan kepala dingin. Padahal kamu sama dia tidak pernah
berselisih? Siapa yang tahu kita tidak pernah berselisih? Kita sering cekcok
kok. Hanya saja, semua diselesaikan saat itu juga. Jadi masalah tidak merembet
kemana-mana. Dan masalah tidak akan dibahas di kemudian hari. Loh cekcok
seperti apa? ya cekcok karena masalah kecil saja sih. Dan tidak pernah akan
diperpanjang. Contohnya? Halah mau tau aja urusan orang lain. Sudahlah pokoknya
intinya aku sudah tidak bersama dia lagi, dan aku sudah tidak pernah
menghubungi dia lagi.
Pacaran dengan waktu
yang lama, tidak akan menjamin kelanggengan cinta di masa depan. Beda dengan ta’aruf.
Meski berlama-lama, tapi di antara dua pihak sudah menyepakati kapan waktu yang
tepat untuk menyelesaikan kesendirian. (Ustad Felix Siauw) Jadi tidak akan
timbul fitnah. Eits, tapi jangan terlalu lama juga, agar tidak terjerumus ke
dalam lubang kemaksiatan. Semoga saja orang yang ada di hatiku saat ini bisa
menerima apa yang aku tulis, dan tidak terlalu mengecewakan dia karena
sesungguhnya aku menulis artikel inihanya untuk meluapkan apa yang ada di
hatiku. Dan semoga saja dia yang dihatiku saat ini mau cepat-cepat meminangku
meski hanya dengan bismillah di hadapan kedua orang tuaku. Amiin.
0 komentar