Nobody's Perfect

by - Rabu, Mei 18, 2016


Aku,
Aku merasa bahwa diriku masih memiliki kurangan yang sangat banyak, dari fisik, hingga hati. Dari segi fisik saja sudah bisa terlihat bahwa ada lebih dari satu kekurangan. Dari mata, tubuh, sampai kaki.

Haha. Memang, aku sangat suka melihat mata orang lain. Terutama mata milik Abang. Karena aku memiliki kekurangan di mataku, mencintai mata milik kekasihku suatu kelebihan untukku. Dari sejak lahir memang ada kelainan di mataku. Sehingga sampai saat ini mataku tidak dapat melihat sangat fokus. Bahkan setiap detik, bisa hingga ratusan kali mataku mencari posisi melihat yang terbaik. Yap, minus lebih dari -9.00 dan silinder 2.00. Itu sebabnya sampai saat ini aku malu, aku sangat tidak pede saat haris bertatapan langsung dengan siapapun. Terutama bertatapan langsung dengan Abang yang memang memiliki mata yang sempurna menurutku. Tatapannya tajam, bisa langsung menembus hatiku. Mata sipitnya yang kadang harus mengernyit saat tersenyum dengan tulus atau bahkan saat sinar matahari sangat menyengat membuat aku ingin sekali menatapnya langsung. Ahh. Disitulah letak keseksiannya menurutku.

Tubuhku tidak seperti tubuh wanita yang diidamkan banyak pria. Aku sendiri saja merasa bahwa abang telah keluar dari zona amannya dalam hal wanita idaman saat dia memilih aku sebagai pendamping hidupnya. Haha. Jelas saja. Aku bukan tipe perempuan yang memiliki kulit kuning langsat atau putih bak orang keturunan china tionghoa yang memang kulitnya bersih. Kulitku cenderung sawo matang mendekati cokelat gelap. Dan itu juga diakui langsung oleh ibukh. Ada hasrat dalam diriku untuk mempermak warna kulitku. Tapi, yasudahlah. Buat apa sampai seperti itu? Yang penting Abang sudah menutupi kekurangan kulit tubuhku karena dia memang terlahir dengan kulit putih bersih.

Tubuhku juga tidak tergolong dalam kategori tubuh seksi. Karena jika dari ukuran tinggi dan berat badanku tidak ideal. Tinggi badan yang hanya 158 cm dan berat badan yang mungkin saat ini sudah melebihi angka 50 kg sangat berbeda dengan wanita yang memiliki tubuh seksi bak model dan peragawati. Perutku juga buncit dan ada satu alasan yang membuat aku takut untuk mengecilkan lingkar perutku. Ya, lagi lagi aku bersyukur. Karena Abang memiliki tubuh yang sangat proporsional. Tinggi badan yang sesuai dengan ukuran berat badannya.

Sampai kakiku pun aku rasa tidak sama dengan wanita lainnya. Aku sangat tidak nyaman saat mengenakan sepatu berhak tinggi. Aku aku memang tidak bisa mengenakannya. Memakainya sebentar saja sudah membuat kakiku ngilu dan memar. Jangankan sepatu hak tinggi. Memakai sepatu datar saja sudah membuat aku kesakitan. Sampai sampai, Abang tidak pernah berhenti menasehati dan mengingatkan aku untuk selalu memakan kaos kaki. Tapi bagaimana bisa? Kaos kaki bisa saja membuat penampilanku sedikit terganggu. Ya, inilah Abang yang tidak pernah ingin melihat aku kesakitan.

Aku sangat bersyukur memiliki dia, Firdaus Fatahillah, yang selalu bisa menutupi kekuranganku dengan kelebihan yang dia punya. Karena suatu pasangan tidak akan ada habisnya saling menyalahkan satu sama lain karena ketidak cocokan. Namun, saat semua kita kembalikan pada hakekat dari kehidupan manusia yang saking berpasang-pasangan, pasti tidak akan ada manusia yang ingin membeberkan kekurangan pasangannya sendiri kepada orang lain. Dan tidak akan pernah ada manusia yang tidak akan menutupi kekurangan pasangannya sendiri. Kecuali manusia-manusia yang tidak pernah bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya.

Terima kasih Abang, sudah selalu ada untuk menutupi setiap kekuranganku.

With love,
Your Everything
INDAH SAFARINA
😊

  • I love you because you join in on my weirdness.

You May Also Like

0 komentar